GUNADARMA

GUNADARMA

Rabu, 30 Desember 2015

BAB 10 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1





Nama : Yogaz Alizhar
Kelas : 1DB02
NPM : 3C114413

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
BAB 10
Implikasi Etis dari Teknologi Informasi

Pendahuluan
    Perilaku kita diarahkan oleh moral, etika, dan hokum. Undang undang mengenai computer telah diterapkan di banyak Negara untuk mengatasi kekhawatiran seperti hak mendapatkan akses data, hak akan privasi, kejahatan computer, dan paten peranti lunak. Beberapa Negara lebih maju dibandingkan yang lain dalam hal mengeluarkan undang undang semacam ini, dan hukum di satu Negara dapat mengaruhi penggunaan computer di tempat lain di dunia.
     Perusahaan memiliki kewajiban untuk menetapkan buday etika yang harus diikuti oleh para karyawannya. Budaya ini didukung oleh kredo perusahaan dan program program etika.
     Etika berkomputer amat penting karena masyarakat memiliki persepsi dan ketakutan tertentu yang terkait dengan penggunaan computer. Fitur fitur penggunaan computer yang mengkhawatirkan masyarakat adalah kemampuan untuk memprogram computer untuk melakukan nyaris apa saja, fakta bahwa computer dapat mengubah kehidupan sehari hari, dan fakta bahwa apa yang dilakukan computer bisa jadi tidak terlihat oleh orang yang menjadi korban.
     Direktur informasi (Chief Information Officer – CIO) dapat memainkan peran yang amat penting dalam praktik etika computer suatu perusahaan. CIO dapat menjalankan program proaktif untuk menjaga agar sistem informasi memberikan informasi yang diperlukan para eksekutif dan manajer untuk mendukung upaya upaya etis perusahaan tersebut, agar eksekutif dan manajer bukan hanya memahami sistem informasi yang menyediakan data financial namun juga berkontribusi terhadap perancanganya, agar elemen elemen lingkungan seperti pemegang saham dan pemilik memahami bahwa perusahaan tersebut menggunakan komputernya secara etis, dan agar biaya IT tidak terbuang sia sia.

CAKUPAN PERSKRIPTIF VERSUS CAKUPAN DESKRIPTIF
     Cakupan preskriptif (prescriptive coverage) untuk MIS disajikan dalam buku ini. Dengan kata lain, menentukan bagaimana MIS sebaiknya dikembangkan dan digunakan di dalam suatu perusahaan. Jelas ini merupakan pendekatan yang lebih baik untuk menampilkan materi kepada mahasiswa perguruan tinggi yang memasuki dunia bisnis dibandingkan dengan memberikan cakupan deskriptif (descriptive coverage) yang menjelaskan bagaimana hal hal sedang dilaksanakan. Pendekatan deskriptif tidak sungguh sungguh ditinggalkan, karena contoh contoh dalam dunia nyata selalu diberikan. Namun demikian, sebagian besar dari contoh tersebut adalah contoh yang baik. Seharusnya penjelasan mengenai proyek MIS yang gagal dapat menjadi contoh mengenai cara yang salah untuk merancang suatu sistem. Tujuannya adalah memberikan jalan yang dapat diikuti para professional bisnis dan sistem informasi masa depan – jalan yang akan menuju karier yang sukses dan karier yang akan memberikan kontribusi positif untuk profesi yang berkaitan dengan computer serta untuk bisnis dan masyarakat.

MORAL, ETIKA , DAN HUKUM
     Dalam kehidupan sehari hari, kita diarahkan oleh banyak pengaruh. Sebagai warga Negara yang memiliki tanggung jawab social, kita ingin melakukan hal yang secara moral benar berlaku etis, dan mematuhi hukum.

Moral
     Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku yang benar dan yang salah. Moral adalah institusi social dengan sejarah dan seperangkat aturan. Kita mulai belajar mengenai perilaku moral semenjak kecil: “Perlakukan orang lain sebagaimana layaknya kita ingin diperlakukan”. “Selalu ucapkan, ‘terima kasih,’” Saat kita tumbuh dewasa secara fisik dan mental, kita belajar mengenai peraturan peraturan yang diharapkan masyarakat untuk kita ikuti. Aturan perilaku ini adalah moral kita.
    
Etika
     Perilaku kita juga diarahkan oleh etika. Kata etika berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti “karakter.” Etika (ethics) adalah sekumpulan kepercayaan, standar, atau teladan yang mengarahkan, yang merasuk ke dalam seseorang atau masyarakat. Semua individu bertanggung jawab terhadap komunitas mereka atas perilaku mereka. Komunitas dapat berarti rukun tetangga, kota, Negara, atau profesi.
     Tidak seperti moral, etika bisa jadi amat bervariasi dari satu komunitas dengan yang lain. Keberagaman di bidang computer ini terlihat dalam bentuk peranti lunak bajakan (pirated software) – peranti lunak yang diduplikasi secara illegal dan kemudian digunakan atau dijual. Di beberapa Negara praktik ini lebih menyebar dibandingkan yang lain. Pada tahun 2004, diperkirakan sekitar 21 persen peranti lunak yang digunakan di Amerika serikat telah dibajak; angka ini melonjak jadi 32 persen di Australia dan 90 persen di Cina.

Hukum
     Hukum (law) adalah peraturan perilaku formal yang ditetapkan oleh otoritas yang berwenang, seperti pemerintah, terhadap subjek atau warga negaranya. Selama sekitar 10 tahun pertama penggunaan computer dibidang bisnis dan pemerintahan, tidak terdapat hukum yang berkaitan dengan penggunaan computer. Hal ini dikarenakaan pada saat itu computer merupakan inovasi baru, dan sistem hukum membutuhkan waktu untuk mengejarnya.

Undang undang Komputer di Amerika Serikat
     Setelah undang undang computer Amerika Serikat mulai diterapkan, undang undang ini berfokus pada berbagai hak dan batasan yang berkaitan dengan akses data, khususnya data kredit dan data yang dipegang oleh pemerintah. Privasi, kejahatan computer, dan paten peranti lunak merupakan focus utama.

Paten Peranti Lunak
     Pada bulan Juli 1988, Pengadilan Banding Federal Aerika Serikat (US.Court of Appeals  for the Federal Circuit) memutuskan bahwa proses bisnis harus dipatenkan. Kasus ini kemudian dikenal dengan State Street Decission. Yang bermasalah pada saat itu adalah sebuah paket peranti lunak untuk mengelola reksa dana. Hingga saat itu, pengadilan selalu menetapkan bahwa peranti lunak tidak dapat dipatenkan karena dua alasan: (1) algoritma matematika tidak dapat dipatenkan dan (2) metode bisnis tidak dapat dipatenkan.

Undang undang Paten Peranti Lunak di Uni Eropa
     Pada awal 2002, sebagai jawaban atas State Street Decission, yang telah mendorong banjirnya pendaftaran paten peranti lunak di Amerika Serikat dan akhirnya memengaruhi perusahaan perusahaan Eropa, Parlemen Uni Eropa (EU) mengusulkan agar standar paten peranti lunak yang lebih ketat dibandingkan standar di Amerika Serikat ditetapkan. Proposal ini mencetuskan berbagai diskusi dan ketidak setujuan, dan peraturan untuk patentabilitas penemuan yang diterapkan pada computer (Directive on the Patentability of Computer Implemented Inventations) akhirnya ditolak oleh Parlemen EU pada bulan Juli 2005.

MELETAKKAN MORAL, ETIKA, DAN HUKUM PADA TEMPATNYA
     Penggunaan computer di dunia bisnis diarahkan oleh nilai moral dan etis manajer, spesialis informasi, dan pengguna, serta hukum yang berlaku. Hukum adalah yang termudah untuk diinterprestasikan karena bersifat tertulis. Tetapi etika tidak terdefinisi demikian tepat, dan mungkin bahkan tidak disetujui oleh semua anggota masyarakat. Wilayah etika computer yang kompleks inilah yang saat ini banyak diperhatikan.

KEBUTUHAN AKAN BUDAYA ETIKA
     Opini yang dipegang secara luas didunia bisnis adalah bahwa bisnis merefleksikan kepribadian dari pemimpinnya. Sebagai contoh, pengaruh James Cash Penney pada JCPenney Colonel John Patterson di National Cash Register (NCR), atau Thomas J. Watson, Sr.di IBM menentukan kepribadian dari perusahaan perusahaan tersebut. Di masa kini, CEO perusahaan seperti FedEx, Southwest Airlines, dan Microsoft memiliki pengaruh yang amat penting pada organisasinya sehingga masyarakat cenderung memandang perusahaan tersebut seperti CEO nya.

Bagaimana Budaya Etika Diterapkan
     Tugas dari manajemen tingkat atas adalah untuk meyakinkan bahwa konsep etikannya merasuk ke seluruh organisasi, dan turun ke jajaran bawah sehingga menyentuh setiap karyawan. Para eksekutif dapat mencapai implementasi ini melalui tiga tingkat, dalam bentuk kredo perusahaan, program etika, dank ode perusahaan yang telah disesuaikan.

Meletakkan Kredo, Program, dan Kode pada Tempatnya
     Kredo perusahaan memberikan dasar untuk pelaksanaan program etika erusahaan. Kode etik tersebut menggambarkan perilaku perilaku tertentu yang diharapkan dilaksanakan oleh para karyawan perusahaan dalam berinteraksi antara satu dengan lain dan dengan elemen elemen lingkungan perusahaan.

ALASAN DI BALIK ETIKA KOMPUTER
     James H. Moor mendefinisikan etika computer (computer ethics) sebagai analisis sifat dan dampak social teknologi computer serta perumusan dan justifikasi dari kebijakan kebijakan yang terkait untuk penggunaan teknologi secara etis.
     Dengan demikian, etika computer terdiri atas dua aktivitas utama. Orang diperusahaan yang merupakan pilihan yang logis untuk menerapkan program etika ini adalah CIO. Seorang CIO harus (1) menyadari dampak penggunaan computer terhadap masyarakat dan (2) merumuskan kebijakan yang menjaga agar teknologi tersebut digunakan diseluruh perusahaan secara etis.

AUDIT INFORMASI
     Saat menyusun etika penggunaan computer, satu kelompok dapat memegang peranan yang amat penting. Mereka adalah para auditor internal. Perusahaan dengan semua ukuran mengandalkan auditor eksternal (external auditor) dari luar organisasi untuk memverifikasi keakuratan catatan akutansi. Perusahaan perusahaan yang lebih besar memiliki sifat tersendiri yang berfungsi sebagai auditor internal (internal auditor), yang melaksanakan analisis yang sama seperti auditor eksternal namun memiliki tanggung jawab yang lebih luas. Beberapa auditor eksternal juga melaksanakan beberapa jenis audit internal dan mengawasi pekerjaan para auditor internal, namun setelah peristiwa Enron praktik ini tidak berlanjut.

MENERAPKAN ETIKA DALAM TEKNOLOGI INFORMASI
     Bagaimanakah budaya etika dicapai dalam sebuah perusahaan? Perusahaan tersebut tidak harus mengusahakan semua pekerjaan sendiri. Bantuan dalam bentuk kode etik dan program edukasi etika yang dapat memberikan fondasi untuk budaya tersebut. Program edukasi dapat membantu menyusun kredo perusahaan dan meletakkan program etika pada tempatnya. Kode etik dapat digunakan seperti apa adanya atau disesuaikan dengan perusahaan tersebut.

ETIKA DAN CIO
     Kebutuhan untuk mengembalikan integritas ke dalam dunia bisnis Amerika tidak pernah menjadi lebih besar. Sejak tahun 2002, para CEO dan CFO diharuskan oleh hukum untuk menandatangani keakuratan laporan keuangan mereka. Persyaratan ini meletakkan tanggung jawab di bahu para eksekutif serta unit pelayanan informasi perusahaan dan unit pelayanan informasi yang berkenaan dengan bisnis untuk memberikan informasi financial yang dibutuhkan kepada para eksekutif.
     Pelayanan informasi hanyalah merupakan satu unit di dalam struktur organisasi, namun berada pada posisi kunci yang memiliki pengaruh terbesar dalam memenuhi tuntutan pemerintah maupun masyarakat akan pelaporan keuangan yang akurat. Terlebih lagi, sebagai seorang eksekutif yang memiliki tanggung jawab terhadap informasi penuh waktu, CIO merupakan orang yang tepat untuk memimpin upaya upaya untuk memenuhi tujuan pelaporan ini. CIO dapat memenuhi ekspetasi pelaporan keuangan dengan cara mengikuti program yang mencakup hal hal berikut: 
-          Mencapai tingkat pemahaman yang lebih baik akan pemahaman prinsip prinsip akuntansi.
-          Mempelajari sistem informasi yang menyelesaikan laporan keuangan dan mengambil tindakan perbaikan.
-          Mendidik eksekutif perusahaan mengenai sistem sistem keuangan.
-          Mengintegrasikan ke dalam sistem informasi alarm yang memperingatkan eksekutif terhadap aktivitas yang membutuhkan perhatian.
-          Secara aktif berpartisipasi di dalam memberikan informasi keuangan kepada elemen lingkungan.
-         Mengendalikan dengan ketat keuangan yang dihabiskan untuk sumber daya informasi.

PENGARUH SARBANES - OXLEY
     Jika dahulu sebelum tahun 2002 tidak ada alasan yang kuat mengapa CIO harus menjadi mercusuar integritas informasi di dalam perusahaan, sekarang alasan itu sudah ada. Untuk merespons skandal keuangan perusahaan di Enron, WorldCom (sekarang MCI), HealthSouth, dan Tyco, Kongres Amerika Serikat mengeluarkan Undang undang Sarbanes Oxley (secara resmi dinamai Undang undang perlindungan Investor dan Reformasi Akuntansi Perusahaan Pulik tahun 2002).

SOX 404
     Ketetapan SOX yang memberikan dampak terbesar pada TI adalah bagian 404, yang membahas tentang penilaian manajemen mengenai pengendalian keuangan. Bagian ini mensyaratkan bahwa harus terdapat suatu bentuk pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan.
     Agar memenuhi persyaratan pengendalian yang diwajibkan oleh SOX, seorang CIO harus menjaga agar pengendalian seperti ini berada di dalam sistem selama proses perancangan sistem. Aktivitas perancangan harus mencakup:
1.      Identifikasi sistem yang memainkan peranan dalam pelaporan keuangan
2.      Identifikasi risiko yang dihadapi sistem ini
3.      Mendesain pengendalian yang mengatasi risiko ini
4.      Mendokumentasikan dan menguji pengendalian tersebut
5.      Memonitor efektivitas pengendalian seiring waktu
6.      Memperbarui pengendalian sebagaimana dibutuhkan
    
     CIO harus memastikan agar CEO, CFO, dan para eksekutif lain memahami pengendalian tersebut dan memberitahu mereka mengenai perkembangan pengendalian melalui penggunaan mekanisme pelaporan komite pengawas MIS.

SOX 409
     Ketetapan SOX lain yang memengaruhi pelayanan informasi adalah bagian 409, yang membahas mengenai pengungkapan secara real time. Ini berarti bahwa perusahaan tersebut harus mampu melaporkan perubahan mengenai kondisi keuangannya secara real time – atau pada saat perubahan berlangsung. Untuk melakukan ini, sistem informasi harus memiliki fitur input online, dan subsistem output harus mampu untuk melaporkan perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan. Ketetapan lain dari 409 menyebutkan bahwa perusahaan disyaratkan untuk menyimpan kertas kertas salinan tinjauan audit selama 5 tahun. Ini termasuk catatan elektronik.

SOX dan COBIT
     COBIT disebut sebagai industry yang dapat memberikan standar keamanan untuk sumber daya informasi perusahaan, organisasi yang sama dapat memberikan bantuan kepada perusahaan untuk menangani tanggung jawab SOX. Standar COBIT amat selaras dengan ekspetasi SOX. Karena COBIT memiliki lebih dari 47.000 anggota diseluruh dunia, standar pelaporan keuangannya dapat memberikan dampak global.

Meletakkan Sarbanes-Oxley pada Tempatnya
     Di awal bab ini, telah dikatakan bahwa pendekatan preskriptif diambil untuk menggambarkan SIM – hal ini digambarkan sebagaimana seharusnya SIM harus dipraktikkan. Sarbanes-Oxley merupakan salah satu argument yang baik untuk pendekatan seperti ini. Perusahaan dan CIO yang menerapkan MIS sebagaimana yang digambarkan seharusnya tidak menghadapi kesulitan untuk memenuhi persyaratan SOX. Dengan kata lain, SOX mengharapkan eksekutif, sistem keuangan, dan TI untuk mekerja sebagaimana mereka seharusnya bekerja – yaitu secara etis.