Nama : Yogaz Alizhar
Kelas : 1DB02
NPM : 3C114413
SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN
BAB7
Pengembangan Sistem
Pengembangan Sistem
Pendahuluan
Baik manajer maupun para pengembang sistem
dapat merapkan pendekatan sistem ketika memecahkan masalah. Pendekatan sistem
terdiri atas tiga tahapan kerja : persiapan, definisi, dan solusi. Di dalam
setiap tahapan terdapat urutan urutan langkah. Upaya persiapan terdiri atas
melihat perusahaan sebagai suatu sistem, mengenal sistem lingkungan dan
mengidentifikasikan subsistem subsistem perusahaan. Upaya definisi melanjutkan
dari satu sistem ketingkat subsistem dan menganalisis bagian bagian sistem
dengan urutan urutan tertentu. Upaya solusi melibatkan pengidentifikasian
solusi solusi alternatif, mengevaluasinya, dan memilih solusi yang terbaik.
Solusi ini kemudian di implementasikan, dan ditindak lanjutkan untuk memastikan
bahwa masalah telah terpecahkan.
Prototyping adalah penyempurnaan dari
pendekatan tradisional. Pendekatan ini menyadari adanya keuntungan dari meminta
permohonan umpan balik dari pengguna berulang kali dan mersponsnya dengan
perbaikan sistem dan tetap meneruskan siklus sampai sistem memenuhi kebutuhan
para pengguna. Beberapa prototype menjadi sistem produksi.
Ketika terdapat kebutuhan untuk untuk
mengambil pendekatan yang sama sekali baru untuk memperbaiki satu sistem yang
sudah ada, metodologi desain ulang proses bisnis (business process redesign)
sering kali di pergunakan. Istilah rekayasa ulang (reengineering) juga
digunakan, meskipun itu hanyalah salah satu aspek dari desain ulang proses
bisnis. Aspek yang lainya adalah rekayasa terbalik (reverse engineering).
Diagram arus data atau data flow diagram
(DFD), telah menjadi alat pemodelan yang paling popular selama kurang lebih 20
tahun terakhir. DFD adalah cara yang sangat alamiah untuk mendokumentasikan
proses, dan dapat dibuat dalam suatu hierarki untuk menyajikan berbagai tingkat
rincian. Meskipun DFD adalah alat yang baik untuk menggambarkan tinjauan
pemrosesan, DFD gagal memberikan hasil yang baik dalam menampilkan detail pemrosesan.
Alat alat lainya, seperti kasus kasus penggunaan (use cases), dapat digunakan
untuk menunjukkan detail.
Pengembangan sistem sangat tinggi biayanya
dilihat dari sudut uang maupun waktu. Sebagai akibatnya, proses ini hendaknya
dikelola dengan baik. Eksekutif perusahaan akan memberikan tingkat pengawasan
yang tertinggi, sering kali para eksekutif tersebut ikut perbartisipasi di
dalam suatu steering committee SIM yang mengawasi seluruh proyek yang sedang
berjalan. Masing masing proyek pada umumnya dikelola oleh seorang pimpinan
proyek.
PENDEKATAN SISTEM
Pencarian asal muasal proses pemecahan
masalah secara sistematis mengarah pada John Dewey, seorang professor ilmu
filosofi di Columbia University. Dalam sebuah buku di tahun 1910. Dewey mengidentifikasikan
tiga rangkaian pertimbangan yang terlibat dalam pemecahan sebuah kontroversi
secara memadai.
1.
Mengenali
kontroversi,
2.
Mempertimbangkan
klaim klaim alternative,
3.
Membentuk
satu pertimbangan
Dewey tidak mempergunakan istilah pendekatan sistem, namun ia menyadari adanya sifat berurutan dari pemecahan masalah – mengidentifikasikan suatu masalah, mempertimbangkan berbagai cara untuk memecahkannya, dan terakhir memilih solusi yang terlihat paling baik.
Urut – Urutan Langkah
Meskipun banyak uraian mengenai pendekatan
sistem mengikuti pola dasar yang sama, namun jumlah langkahnya dapat
bervariasi. Kita menggunakan 10 langkah, yang dikelompokkan menjadi tiga
tahapan, Upaya persiapan menyiapkan pemecahan masalah dengan memberikan suatu
orientasi sistem. Upaya definisi terdiri atas pengidentifikasian masalah untuk
dipecahkan dan kemudian memahaminya. Upaya solusi melibatkan pengidentifikasian
solusi solusi alternative, mengevaluasinya, memilih salah satu solusi yang
terlihat paling baik, menerapkan solusi tersebut, dan menindak lanjutinya untuk
memastikan bahwa masalah telah terpecahkan.
Upaya Persiapan
Tiga langkah persiapan tidak harus
dikerjakan secara berurutan. Selain itu, langkah langkah ini dapat terjadi
selama jangka waktu yang lama – dimulai dari sekarang, dalam mata kulah ini
Langkah 1 – MELIHAT PERUSAHAAN
SEBAGAI SUATU SISTEM
Langkah 2 – MENGENAL SISTEM
LINGKUNGAN
Langkah 3 – MENGIDENTIFIKASI
SUBSISTEM PERUSAHAAN
Upaya Definisi
Upaya definisi biasanya dirangsang oleh
suatu pemicu masalah (problem trigger) – suatu sinyal yang menandakan bahwa
keadaan berjalan lebih baik atau lebih buruk dari yang telah direncanakan.
Sinyal ini dapat berasal dari dalam perusahaan atau lingkungannya, dan akan
mengawali suatu proses pemecahan masalah. Pada kebanyakan kasus, pemicunya
adalah respons terhadap gejala suatu masalah dan biasanya lebih jelas daripada
akar permasalahan itu sendiri. Gejala (symptom) adalah suatu kondisi yang
ditimbulkan oleh masalah dan biasanya lebih jelas daripada akar masalah
tersebut.
Kita mendefinisikan suatu masalah sebagai
suatu kondisi atau kejadian yang merugikan atau berpotensi merugikan atau
menguntungkan atau berpotensi menguntungkan bagi perusahaan. Pernyataan ini
mengakui bahwa para manajer akan bereaksi atas keadaan yang berjalan lebih baik
dari yang diharapkan, sama halnya seperti keadaan yang berjalan lebih buruk
dari yang diharapkan.
Langkah 4 – MELANJTUKAN DARI
TINGKAT SISTEM KE TINGKAT SUBSISTEM
Langkah 5 – MENGANALISIS
BAGIAN BAGIAN SISTEM DALAM URUT URUTAN TERTENTU
Upaya Solusi
Upaya solusi melibatkan suatu pertimbangan
atas alternative alternative yang layak, pemilihan alternative terbaik, dan
implementasinya. Jangan lupa untuk menindak lanjuti implementasi untuk memastikan
bahwa solusi tersebut efektif.
Langkah 6 –
MENGIDENTIFIKASIKAN SOLUSI SOLUSI ALTERNATIF
Langkah 7 – MENGEVALUASI
SOLUSI SOLUSI ALTERNATIF
Langkah 8 – MEMILIH SOLUSI
YANG TERBAIK
Langkah 9 –
MENGIMPLEMENTASIKAN SOLUSI
Langkah 10 – MENINDAK LANJUTI
UNTUK MEMASTIKAN KEEFEKTIFAN SOLUSI
SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM
Pendekatan sistem merupakan sebuah
metodologi. Metodologi adalah satu cara yang direkomendasikan dalam melakukan
sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar dalam memecahkan segala
jenis masalah. Siklus hidup pengembangan sistem (systems development life cycle
– SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem
informasi.
SDLC TRADISIONAL
Tidak dibutuhkan waktu lama bagi seorang
pengembang sistem yang pertama untuk mengetahui bahwa terdapat beberapa tahapan
pekerjaan pengembangan yang perlu dilakukan dalam urut urutan tertentu jika
suatu proyek ingin memiliki kemungkinan berhasil yang paling besar. Tahapan
tahapan tersebut adalah :
-
Perencanaan
-
Analisis
-
Desain
-
Implementasi
-
Penggunan
Proyek direncanakan dan sumber sumber daya
yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan kemudian disatukan. Sistem yang ada
juga dianalisis untuk memahami masalah dan menentukan persyaratan fungsional
dari sistem yang baru. Sistem baru ini kemudian dirancang dan
diimplementasikan. Setelah implementasi, sistem kemudian digunakan – ideal nya
untuk jangka waktu yang lama.
Karena pekerjaan pekerjaan diatas
mengikuti satu pola yang teratur dan dilaksanakan dengan cara dari atas
kebawah, SDLC tradisional sering kali disebut sebagai pendekatan air terjun
(waterfall approach). Aktivitas ini memiliki aliran satu arah – menuju ke
penyelasaian proyek.
PROTOTYPING
Meskipun sulit untuk membantah SDLC
tradisional dengan diungkapkannya tahapan tahapan diatas secara logis, metode
ini masih memiliki kelemahan. Seiring dengan bertambahnya ukuran dan
kompleksitas suatu sistem, melewati tahapan tahapan dengan sekali jalan menjadi
suatu hal yang semakin tidak mungkin untuk dilakukan. Para pengembang slalu
melakukan looping kembali dan mengerjakan ulang untuk mendapatkan sebuah sistem
yang dapat memuaskan para penggunanya. Proyek proyek juga cenderung berlanjut
hingga waktu berbulan bulan dan bertahun tahun, dan hamper selalu melebihi
anggarannya.
Dalam penerapaannya pada
pengembangan sistem, prototype adalah satu versi dari sebuah sistem potensial
yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem
akang berfungsi dalam bentuk yang telah selesai. Proses pembuatan prototype ini
disebut prototyping. Dasar pemikirannya adalah membuat prototype secepat
mungkin, bahkan dalam waktu semalam, lalu memperoleh umpan balik dari pengguna
yang akan memungkinkan prototype tersebut diperbaiki kembali dengan sangat cepat.
Jenis jenis Prototipe
Terdapat dua jenis prototype : evolusioner
dan persyaratan. Prototype evolusioner (evolutionary prototype) terus menerus
disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna
dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi, satu
prototype evolusioner akan menjadi sistem actual. Akan tetapi, prototype
persyaratan (requirements prototype) dikembangkan sebagai satu cara untuk
mendefinisikan persyaratan persyaratan fungsional dari sistem baru ketika
pengguna tidak mampu mengungkapkan dengan jelas apa yang mereka inginkan.
Dengan meninjau prototype persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur
fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari
sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototype persyaratan telah
mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru.
Oleh karena itu, suatu prototype persyaratan tidak selalu menjadi sistem
actual.
Daya Tarik Prototyping
Pengguna maupun pengembang menyukai
prototyping karena alasan alasan dibawah ini :
-
Membaiknya
komunikasi antara pengembang dan pengguna
-
Pengembang
dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan kebutuhan pengguna
-
Pengguna
memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem
-
Pengembang
dan pengguna menghabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam
mengembangkan sistem
-
Implementasi
menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tahu apa yang diharapkannya.
Keuntungan keuntungan diatas memungkinkan
prototyping memangkas biaya pengembangan dan meningkatkan kepuasan pengguna
atas sistem yang diserahkan.
Potensi Kesulitan dari Prototyping
Protoyping bukannya tidak memiliki
potensial kesulitan. Kesulitan kesulitan tersebut antara lain :
-
Terburu
buru dalam menyerahkan prototype dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas
dalam definisi masalah, evaluasi alternative, dan dokumentasi. Jalan pintas ini
akan menciptakan usah usaha yang “cepat dan kotor”
-
Pengguna
dapat terlalu gembira dengan prototype yang diberikan, yang mengarah pada
ekspektasi yang tidak realistis sehubungan dengan sistem produksi nantinya.
-
Prototype
evolusioner bisa jadi tidak terlalu efisien
-
Antarmuka
computer manusia yang diberikan oleh beberapa alat prototyping tertentu kemungkinan tidak
mencerminkan teknik teknik desain yang baik
Baik pengguna maupun pengembang hendaknya
mewaspadai potensial kesulitan kesulitan diatas ketika mereka memilih untuk
melaksanakan pendekatan prototyping. Namun, jika seimbang, prototyping telah
terbukti menjadi salah satu metodologi SDLC yang paling berhasil. Sulit untuk
menemukan satu proyek pengembangan yang tidak menerapkan sedikit prototyping
didalamnya.
PENGEMBANGAN APLIKASI CEPAT
Satu metodologi yang memiliki tujuan yang
sama dengan prototyiping. Yaitu memberikan respons yang cepat atas kebutuhan
pengguna, namun dengan lingkup yang lebih luas adalah RAD. Istilah RAD, dari
rapid application development atau pengembangan aplikasi cepat diperkenalkan
oleh konsultan computer dan penulis James Martin, dan istilah ini mengacu pada
suatu pengembangan siklus hidup yang dimaksudkan untuk memproduksi sistem
dengan cepat tanpa mengorbankan mutunya.
RAD adalah kumpulan strategi, metodologi,
dan alat terintegrasi yang terdapat dalam suatu kerangka kerja yang disebut
rekayasa informasi. Rekayasa informasi (information engineering) adalah nama
yang diberikan Martin kepada keseluruhan pendekatan pengembangan sistemnya,
yang ia perlakukan sebagai suatu aktivitas perusahaan secara menyeluruh. Istilah
perusahaan (enterprise) digunakan untuk menjabarkan keseluruhan perusahaan.
PENGEMBANGAN BERFASE
Satu metodologi pengembangan sistem yang
dewasa ini digunakan oleh banyak perusahaan adalah kombinasi dari SDLC
tradisional, prototyping, dan RAD – dengan mengambil fitur fitur yang terbaik
dari masing masing metodologi. SDLC tradisional menyumbangkan urutan urutan
tahapan yang logis, prototyping menyumbangkan pengumpulan iterative dari umpan
balik para pengguna, dan RAD menyumbangkan pemikiran bahwa keterlibatan
pengguna meliputi partisipasi didalam pengembangan. Nama yang kita berikan
untuk metodologi kontemporer ini adalah pengembangan berfase. Pengembangan
berfase (phased development) adalah suatu pendekatan bagi pengembangan sistem
informasi yang terdiri atas enam tahap – investigasi awal, analisis, desain,
konstruksi awal, konstruksi akhir, serta pengujian dan pemasangan sistem. Tahap
tahap analisis, desain, dan konstruksi awal dilaksanakan untuk setiap modul
sistem.
DESAIN ULANG PROSES BISNIS
Teknologi informasi mengalamin kemajuan
dengan sangat cepat, dan organisasi perlu mengambil keuntungan dari kemajuan
kemajuan ini. Sistem meliputi sistem sistem yang memproses data perusahaan
maupun sistem sistem yang melakukan fungsi fungsi dasar, seperti mengebor untuk
mencari minyak dan memproduksi satu bagian manufaktur. Manajemen sering kali
menyimpulkan bahwa pendekatan pendekatan baru hendaknya dilakukan untuk sistem
sistem seperti ini, dengan memanfaatkan secara penuh kemajuan di bidak teknologi
computer modern. Proses pengerjaan ulang sistem disebut dengan istilah rekayasa
ulang (reengineering) atau disebut juga dengan istilah desain ulang proses
bisnis (business process redesign – BPR).
MENEMPATKAN SDLC TRADISIONAL, PROTOTYPING, RAD, PENGEMBANGAN
BERFASE, DAN BPR DALAM PERSPEKTIF
SDLC tradisional, prototyping, RAD, dan
BPR semuanya adalah metodologi. Semuanya adalah cara cara yang direkomendasikan
dalam mengembangkan sistem informasi. SDLC tradisional adalah suatu penerapan
pendekatan sistem terhadap masalah pengembangan sistem, dan memiliki seluruh
unsure unsure pendekatan sistem dasar, diawali darin identifikasi masalah dan
diakhiri dengan penggunaan sistem.
Prototyping merupakan bentuk singkatan
dari pendekatan sistem yang berfokus pada definisi dan pemenuhan kebutuhan
pengguna. Prototyping dapat berada dalam SDLC. Bahkan pada kenyataanya, banyak
upaya prototyping mungkin dibutuhkan selama pengembangan sebuah sistem.
RAD merupakan suatu pendekatan alternatif
terhadap fase fase desain dan implementasi SDLC. Kontribusi utama yang
diberikan oleh RAD adalah kecepatan untuk dapat menggunakan sistem, yang
tercapai terutama melalui penggunaan alat alat berbasis computer dan tim tim
proyek khusus.
Pengembangan berfase menggunakan SDLC
tradisional sebagai kerangka kerja dasar dan menerapkannya pada sebuah proyek
dengan cara modular yang menggunakan alat alat dan konsep tim khusus yang sama
dengan yang dilakukan di RAD
ALAT ALAT PENGEMBANGAN SISTEM
Pendekatan sistem dan berbagai siklus hidup
pengembangan sistem adalah metodologi – cara cara yang direkomendasikan dalam
memecahkan masalah masalah sistem. Metodologi sama seperti sebuah cetak biru
yang di gambar oleh arsitek untuk memandu para kontraktor, tukang kayu, tukang
pipa, ahli listrik, dan sejenisnya ketika mereka membangun sebuah rumah. Sama
halnya seperti metodologi yang memandu para pengembang sistem ketika mereka
membuat sistem.
PEMODELAN PROSES
Pemodelan proses pertama kali dilakukan
dengan menggunakan diagram alur (flowchart). Diagram ini mengilustrasikan
aliran data melalui sistem dan program. International Organization for
Standardization (ISO) menciptakan standar untuk bentuk bentuk symbol flowchart,
memastikan penggunaanya diseluruh dunia. Akan tetapi popularitasnya berusia
pendek, sering dengan diciptakanya alat alat pemodelan yang lebih sederhana dan
lebih efektif, Standar flowchart ISO menentukan spesifikasi penggunaan lebih
dari 20 simbol, dan penggunaan symbol ini secara tepat bahkan dirasakan sulit
bagi spesialis informasi yang paling ahli sekalipun. Ketika diagram arus data
pada umumnya dilengkapi oleh alat alat lain yang lebih berorientasi pada
detail, seperti menggunakan diagram kasus penggunaan (use case diagram)
Diagram Arus Data
Suatu diagram arus data (data flow diagram
– DFD) adalah penyajian grafis dari sebuah sistem yang mempergunakan empa
bentuk symbol untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir melalui proses
proses yang saling tersambung. Symbol symbol tersebut mencerminkan unsur unsur
lingkungan dengan mana sistem berinteraksi, proses, arus data, dan penyimpanan
data
MANAJEMEN PROYEK
Proyek proyek pengembangan sistem yang
pertama dikelola oleh manajer unit TI, dengan dibantu oleh manajer dari
analisis sistem, pemrograman, dan operasi. Melalui percobaan, tanggung jawab
manajemen secara bertahap telah mencapai tingkat manajemen yang lebih tinggi –
yaitu tingkat strategis dalam kebanyakan kasus. Dewasa ini, dimungkinkan bagi
manajemen siklus hidup untuk mencakup beberapa tingkat organisasi dan
melibatkan manajer manajer diluar lingkup TI.
Ketika tujuan dari dibentuknya sebuah
komite adalah untuk memberikan panduan, arah, dan kendali secara terus menerus,
maka ia disebut sebagai steering committee (komite pengarah)
Steering Committee SIM
Ketika sebuah perusahaa membentuk satu
steering committee dengan tujuan untuk mengarahkan penggunaan sumber daya
komputasi perusahaan, maka nama steering committee SIM akan digunakan. Para
anggota permanen dari steering committee SIM selalu terdiri atas para eksekutif
puncak. Sedangkan anggota sementara terdiri atas manajer manajer tingkat yang
lebih rendah dan para konsultan yang ikut berpartisipasi sepanjang keahlian
mereka dibutuhkan.
Steering committee SIM menjalankan tiga
fungsi utama :
-
Meciptakan
kebijakan yang memastikan dukungan computer untuk mencapai sasaran strategis
perusahaan
-
Melakukan
pengendalian fiscal dengan bertindak sebagai yang berwenang dalam memberikan
persetujuan untuk seluruh permintaan akan pendanaan yang berhubungan dengan
computer
-
Menyelesaikan
perselisihan yang terjadi sehubungan dengan prioritas penggunaan computer
Jadi secara tidak langsung, tugas steering
committee SIM adalah melaksanakan seluruh strategi yang dibuat oleh komite
eksekutif maupun rencana strategis untuk sumber daya informasi.
Kepemimpinan proyek
Steering committee SIM jarang ikut terlibat
langsung dengan detail pekerjaan. Tanggung jawab itu jatuh ke tangan tim
proyek. Tim proyek meliputi semua orang yang ikut berpartisipasi dalam
pengembangan sistem informasi. Satu tim dapat memiliki anggota hingga selusin.
Yang terdiri atas gabungan beberapa orang pengguna, spesialis informasi, dan
mungkin auditor internal. Auditor akan memastikan bahwa desain sistem telah
memenuhi beberapa persyaratan tertentu dilihat dari segi keakuratan,
pengendalian, keamanan, dan auditabilitas.
Mekanisme Manajemen Proyek
Dasar dari manajemen proyek adalah rencana
proyek, yang dibuat selama tahap investigasi awal ketika metodologi
pengembangan berfase diikuti. Setelah tujuan tujuan proyek, kendala, dan ruang
lingkupnya telah selesai didefinisikan, kita akan dapat mengidentifikasi
pekerjaan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Rencana ini pertama tama dirancang
dalam bentuk umum dan selanjutnya dibuat menjadi lebih spesifik. Satu format
yang popular untuk rencana terinci adalah grafik Gantt
Dukungan Web bagi Manajemen Proyek
Selain sistem manajemen proyek berbasis
peranti lunak seperti Microsoft Project, dukungan juga diperoleh dari internet.
Sebagai contoh, Logic Software, sebuah perusahaan yang berbasis di Toronto,
menawarkan sebuah sistem manajemen proyek yang disebut EasyProjects.net.
perusahaan tersebut juga menawarkan kursus manajemen proyek secara online
sebagai bantuan bagi perusahaan untuk meningkatkan pengetahuan manajemen proyek
para karyawannya
MENGESTIMASI BIAYA PROYEK
Mengestimasikan waktu dan uang yang
dibutuhkan untuk mengembangkan sebuah sistem telah lama menjadi satu tugas yang
menantang. Akan tetapi, lambat laun telah diciptakan banyak metode yang dapat
digunakan untuk megestimasi biaya dan jadwal proyek. Semua metode ini kurang
lebih mengandalkan pada tiga komponen :
Input Pengestimasian Biaya
Sebuah work breakdown structure (WBS)
mengidentifikasikan aktivitas aktivitas proyek yang akan membutuhkan sumber
daya. Contoh WBS adalah grafik Gantt dan diagram jaringan. Kebutuhan sumber
daya (resource requirement) mencantumkan sumber daya tertentu yang akan dibutuhkan
dan beberapa jumlah nya. Tariff sumber daya (resource rates) adalah biaya per
unit untuk setiap jenis sumber. Estimasi durasi aktivitas (activity duration
estimates) menyebutkan periode pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
aktivitas. Informasi historis (historical information) terdiri atas file file
dari data proyek masa lalu, basis data pengestimasian biaya komersial, dan
pengetahuan tim proyek
Alat alat dan Teknik Estimasi Biaya
Estimasi analogis (analogous estimating)
menggunakan biaya actual proyek proyek serupa yang telah dilakukan di masa lalu
sebagai dasar untuk memproyeksikan biaya dari proyek yang sedang
dipertimbangkan. Teknik ini digunakan ketika hanya terdapat sedikit informasi
lain yang tersedia. Teknik ini lebih murah daripada teknik teknik yang lain,
tetapi pada umumnya kurang akurat.
Estimasi dari bawah ke atas (bottom-up
estimating) dimulai dengan detail, seperti aktivitas di dalam grafik Gantt,
lalu mengalikanya dengan data biaya, seperti tariff per jam untuk karyawan,
untuk menghasilkam estimasi biaya proyek. Semakin banyak detail awal, maka akan
semakin akurat hasil yang diperkirakan.
Output Pengestimasian Biaya
Estimasi biaya dibuat untuk seluruh sumber
daya yang dibebankan ke proyek dan biasanya dinyatakan dalam unit unit keuangan
yang berlaku. Seperti Dolar atau Euro. Estimasi seperti ini dapat disempurnakan
kembali selama proyek berlangsung untuk mencerminkan tambahan informasi seiring
dengan semakin jelasnya proyek tersebut. Detail detail pendukung
mendokumentasikan bagaimana estimasi biaya (cost-management plan) menjelaskan
bagaimana varians biaya akan dikelola.
sumber : Referensi Raymond McLeod
edisi 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar